Pages

Sabtu, 24 Januari 2009

Peapatung Makhluk Terbang yang lebih hebat Daripada Helikopter

Manusia telah mencuba berbagai macam cara untuk terbang. Sejak pesawat terbang pertama dibuat kira-kira seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat udara yang berbeza telah dirancang. Ilmuwan telah mencuba membuat mesin terbang yang lebih baik sampai akhirnya mereka mampu membuat mesin terbang terkini dengan diteknologi yang mengagumkan.

Terbang adalah sesuatu yang hebat, tapi kegunaannya tergantung pada sejauh mana ia dapat dikendalikan. Sebenarnya, untuk dapat melayang pada posisi tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia merancang pesawat terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu helikopter. Helikopter mampu melayang di udara pada posisi tetap dan lepas landas secara tegak lurus. Karena keuntungan inilah, berbagai negara telah menyediakan dana dalam jumlah yang infiniti untuk pengembangan helikopter. Akan tetapi, penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat mencengangkan. Teknologi penerbangan helikopter moden ternyata sangat tertinggal jauh dibanding dengan seekor makhluk halus yang mampu terbang. Makhluk ini adalah peptung.

Sistem penerbangan capung adalah sebuah keajaiban sains dengan teknologi terbang yang mengalahkan semua mesin buatan manusia. Dengan alasan inilah, sains model terakhir helikopter Sikorsky yang terkenal di dunia, dibuat menggunakan capung sebagai model. Dalam projek ini, perusahaan IBM membantu saintis Sikorsky dengan memuat gambar-gambar pepatung dalam komputer khusus.

Setelah itu, dengan mengambil contoh capung, ribuan ilustrasi dibuat dalam komputer. Kemudian, dengan mencontoh teknologi terbang pepatung, dibuatlah model helikopter Sikorsky.

Helikopter Sikorsky dirancang dengan meniru rancangan sempurna dan kemampuan manuver dari seekor pepatung.

Ringkasnya, tubuh seekor serangga kecil memiliki teknologi lebih unggul dari rancangan manusia. Teknologi penerbangan capung dan sains sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita pada ciptaan Allah. Peaptung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara diagonal pada tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat.

Capung dapat mencapai kecepatan lima puluh kilometer per jam dalam waktu sangat singkat, hal yang sungguh luar biasa bagi seekor serangga. Seorang atlit olimpik dalam perlumbaan lari seratus meter, hanya mampu berlari tiga puluh sembilan kilometer per jam.

Giroskop Alami pada Capung

Ada satu persyaratan lagi bagi penerbangan yang baik. Penerbangan sangatlah berbahaya jika tidak didukung oleh sistem penglihatan yang baik. Untuk itulah, pesawat terbang dan helicopter modern memiliki sistem visual canggih. Capung juga memiliki sistem visual teramat canggih: ia memiliki mata mikro berjumlah keseluruhan tiga puluh ribu buah, dan setiap mata mengarah ke titik yang berbeza. Semua informasi dari mata-mata mikro ini diteruskan ke otak capung, yang kemudian mengolahnya seperti komputer. Dengan sistem ini, capung memiliki kemampuan melihat yang luar biasa.

Kemampuan manuver capung lebih unggul dari yang dimiliki helikopter. Misalnya, dengan satu manuver cepat di menit terakhir, capung berhasil menyelamatkan diri dari truk yang datang dari arah berlawanan.

Bahkan capung mampu meloloskan diri dari dua bahaya, yakni ketika ia menghindari dari menabrak kaca depan maneuver yang sedang melaju ke arahnya dan harus bolos dari burung yang memburunya. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan satu manuver cerdas.

Satu permasalahan yang dihadapi pilot, yang seringkali harus melakukan manuver, adalah bahwa setelah suatu manuver, pilot mengalami kesulitan dalam menentukan posisi pesawat relatif terhadap permukaan bumi. Jika pilot kebingungan menentukan posisi bagian atas dan bawah pesawat setelah melakukan manuver, maka pesawat ini dapat mengalami kecelakaan. Engineer telah mengembangkan suatu alat untuk mengatasi hal ini, yakni giroskop. Alat ini menunjukan pilot pada garis horizontal yang menandakan posisi horizon. Pilot membandingkan garis horizontal ini dengan horizon sesungguhnya, dan dengan demikian ia dapat menentukan posisi pesawat dengan cepat. Selama jutaan tahun, pepatung telah memakai perlengkapan yang mirip dengan yang dikembangkan oleh para engineer ini. Di depan mata capung terdapat garis horizontal maya pada posisi tetap. Tak menjadi masalah, pada sudut berapa pun ia terbang, ia selalu memposisikan kepalanya sejajar dengan garis horisontal ini.

Ketika posisi tubuh capung berubah selama penerbangan, rambut-rambut di antara badan dan kepalanya menjadi terangsang. Sel-sel saraf pada akar rambut ini mengirimkan informasi ke otot-otot terbang capung tentang posisinya di udara. Hal ini memungkinkan otot-otot tersebut secara otomatis mengatur jumlah dan kecepatan gerak sayap. Dengan demikian, dalam manuver paling sulit sekalipun, capung tidak pernah kehilangan arah atau kendali. Sistem ini sungguh merupakan suatu keajaiban.

Disini, manusia yang berakal akan berpikir. Capung sendiri tidak mengetahui akan sistem luar biasa yang ia miliki. Lalu, siapakah yang meletakan pada tubuh serangga ini sistem penerbangan yang sedemikian kompleks, yang bahkan para engineeryang pakar telah menggunakannya sebagai model? Siapakah yang melengkapi serangga ini dengan sayap sempurna, motor yang menggerakkan sayap dan sistem penglihatan yang prima? Siapakah Pencipta yang luar biasa ini?

Pepatung : Diciptakan Sudah Sempurna dan Lengkap

Teori evolusi Darwin, yang mencoba menjelaskan kehidupan dengan peristiwa kebetulan, tak mampu berbicara ketika dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan ini. Mustahil bahwa sistem dalam tubuh capung dapat terbentuk melalui evolusi, yakni pembentukan tahap demi tahap secara kebetulan. Hal ini disebabkan agar suatu makhluk hidup dapat hidup, semua sistem ini harus ada pada saat yang bersamaan dan telah lengkap. Pepatung paling pertama di dunia juga pasti muncul dengan mekanisme yang sama mengagumkannya dengan yang dimiliki pepatung zaman sekarang. Hal ini telah dibuktikan oleh catatan fosil tentang sejarah alam. Catatan fosil menunjukan bahwa papatung muncul di bumi pada saat bersamaan secara serentak. Fosil pepatung tertua yang diketahui ini berusia tiga ratus dua puluh juta tahun. Pada lapisan-lapisan fosil lebih awal, tidak dijumpai sesuatu pun yang menyerupai seekor capung. Tambahan lagi, sejak pertama kali capung muncul, catatan fosil menunjukan bahwa ia tidak mengalami evolusi.

Fosil pepatung tertua benar-benar sama dengan capung-capung yang hidup sekarang. Antara fosil berusia seratus empat puluh juta tahun dengan capung masa kini di sebelahnya tidak ada perbedaan sama sekali. Kenyataan ini sekali lagi membuktikan kekeliruan teori evolusi sekaligus menunjukan dengan sebenarnya bagaimana capung dan semua makhluk hidup di dunia ini muncul menjadi ada. Adalah Allah, Tuhan seluruh alam, yang menciptakan semua makhluk hidup, dan masing-masing dari mereka adalah bukti keberadaan-Nya. Di samping Allah, tak ada kekuatan lain yang mampu menciptakan seekor lalat sekali pun. Fakta ini dinyatakan oleh Allah dalam Alquran:

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.

Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.

Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu.

Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj, 22: 73)

nukilan harun yahya diedit dalam Bahasa Malaysia

Related topics

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...